Bisnis Otomotif |
Dimasa pandemi seperti ini, sepedaan dengan sepeda lipat sedang naik daun. Tanpa pikir panjang, merek sepeda asal Inggris, Brompton, yang
dibanderol dengan harga yang sangat mahal yakni ratusan juta rupiah pun kini ramai jadi incaran.
Namun, Anda tak harus merogoh kocek untuk
memiliki unit sepeda lipat impian anda. Di Kota Bandung kini sekelompok perajin sepeda
berhasil membuat sepeda lipat yang didesain seperti merek sepeda
asal London, Inggris tersebut.
Sepeda yang dinamai Kreuz ini juga tidak kalah diminati banyak orang. Betapa tidak, sejak diproduksi pada awal 2020, antrean pre-order
sepeda Kreuz terus meningkat sampai September 2021.
Yudi Yudiantara (50) mengaku tidak
menyangka kalau minat dari masyarakat sedemikan besar. Dia awalnya mencoba membuat
prototipe sepeda lipat pada akhir 2019, ketika mengikuti Indonesia Cycling Festival
(ICF) di Senayan, Jakarta.
"Di sana kami menjual pannier (tas sepeda) untuk touring, mereknya juga Kreuz. Ternyata banyak yang pakai Brompton, akhirnya bulan Desember mulai terpikir untuk bikin sepeda," ungkapnya ketika ditemui di workshop Kreuz di bilangan Cikutra, Bandung, Senin (23/6/2020) malam.
Pada saat itu, dia dan rekan-rekannya mencoba membuat prototipe sepeda lipat dengan mereka-reka bentuk dari Sepeda asal Inggris tersebut. Hal yang ada di pikirannya saat itu adalah membuat sepeda dengan kualitas yang tak kalah dari sepeda Inggris, namun dapat dijual dengan harga sekelas sepeda lipat buatan China.
"Dan kami berusaha bikin produk yang kualitasnya jauh
lebih baik dari buatan China. Sekarang China juga punya sepeda lipat yang
terkenal, yaitu 3Sixty dan Pikes (Element Pikes)," ungkapnya.
Di akhir 2019, bersama rekannya, Jujun Junaedi (37), dia
membawa sepedanya prototipe-nya tersebut ke Solo, Jawa Tengah untuk
diperlihatkan kepada seorang rekan yang juga pehobi sepeda. Ternyata, kala itu
dia didaulat untuk melakukan presentasi sederhana di depan komunitas pehobi sepeda.
"Saya enggak meminta mereka untuk beli, tapi berusaha
ngasih lihat produk lokal Indonesia pun bisa bersaing," ungkapnya.
Selepas kunjungan ke Solo tersebut, sejumlah orang akhirnya
mengontak Yudi untuk memesan sepeda Kreuz. Namun, kala itu pemesanan tidak
dilakukan secara terbuka.
"Karena yang nanyain terus bertambah, akhirnya saya
bikin lelang di Facebook. Waktu itu tidak sampai satu jam sudah habis 10
buah," ungkapnya.
Akhirnya, pada awal Mei 2020, ia mulai mengumumkan pre-order
Kreuz secara terbuka via WhatsApp. Untuk satu kloter pemesanan, ia membatasi
untuk hanya mengerjakan 10-15 sepeda.
Ketika Ayobandung.com mendatangi workshop Kreuz, pre-order
sepeda tersebut telah terisi hingga Februari 2020. Keesokan siangnya, Selasa
(23/6/2020), slot pre-order telah terisi hingga September 2021.
"Sekarang saya tutup semua order agar bisa konsentrasi
bekerja. Takutnya jadi enggak kekontrol," ungkapnya.
Didesain Sesuai Medan
Yudi menegaskan, selain hampir seluruh bagian sepeda Kreuz
menggunakan produk lokal, teknologinya juga disesuaikan dengan kontur jalanan yang ada di
Kota Bandung khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Hal ini yang menjadikannya
berbeda dengan Brompton ataupun sepeda lipat lainnya.
"Medan jalan di luar negeri dan Indonesia kan berbeda.
Kami menyesuaikan dengan jalanan di Indonesia, khususnya di Bandung yang rata-rata
tidak mulus," ungkapnya.
Dia memaparkan, secara fisik perbedaan yang kentara antara
Brompton dan Kreuz terletak pada frame-nya. Frame sepeda Kreuz tampak lebih
melengkung dan 'slim'.
"Selain itu perbedaan juga ada headtube, yang kami ada
cincinnya. Headset pakai yang oversized MTB. Ukutan bushing juga berbeda. Kalau
secara visual perbedaan hanya di tekukan," jelasnya.
Sumber: Ayobandung.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar