Jumat, 04 September 2020

Mirip Brompton, Sepeda Lipat Kreuz Asli Buatan Bandung

 

Bisnis Otomotif

Dimasa pandemi seperti ini, sepedaan dengan sepeda lipat sedang naik daun. Tanpa pikir panjang, merek sepeda asal Inggris, Brompton, yang dibanderol dengan harga yang sangat mahal yakni ratusan juta rupiah pun kini ramai jadi incaran.

Namun, Anda tak harus merogoh kocek untuk memiliki unit sepeda lipat impian anda. Di Kota Bandung kini sekelompok perajin sepeda berhasil membuat sepeda lipat yang didesain seperti merek sepeda asal London, Inggris tersebut.

Sepeda yang dinamai Kreuz ini juga tidak kalah diminati banyak orang. Betapa tidak, sejak diproduksi pada awal 2020, antrean pre-order sepeda Kreuz terus meningkat sampai September 2021.

Yudi Yudiantara (50) mengaku tidak menyangka kalau minat dari masyarakat sedemikan besar. Dia awalnya mencoba membuat prototipe sepeda lipat pada akhir 2019, ketika mengikuti Indonesia Cycling Festival (ICF) di Senayan, Jakarta.

"Di sana kami menjual pannier (tas sepeda) untuk touring, mereknya juga Kreuz. Ternyata banyak yang pakai Brompton, akhirnya bulan Desember mulai terpikir untuk bikin sepeda," ungkapnya ketika ditemui di workshop Kreuz di bilangan Cikutra, Bandung, Senin (23/6/2020) malam.

Pada saat itu, dia dan rekan-rekannya mencoba membuat prototipe sepeda lipat dengan mereka-reka bentuk dari Sepeda asal Inggris tersebut. Hal yang ada di pikirannya saat itu adalah membuat sepeda dengan kualitas yang tak kalah dari sepeda Inggris, namun dapat dijual dengan harga sekelas sepeda lipat buatan China.

"Dan kami berusaha bikin produk yang kualitasnya jauh lebih baik dari buatan China. Sekarang China juga punya sepeda lipat yang terkenal, yaitu 3Sixty dan Pikes (Element Pikes)," ungkapnya.

Di akhir 2019, bersama rekannya, Jujun Junaedi (37), dia membawa sepedanya prototipe-nya tersebut ke Solo, Jawa Tengah untuk diperlihatkan kepada seorang rekan yang juga pehobi sepeda. Ternyata, kala itu dia didaulat untuk melakukan presentasi sederhana di depan komunitas pehobi sepeda.

"Saya enggak meminta mereka untuk beli, tapi berusaha ngasih lihat produk lokal Indonesia pun bisa bersaing," ungkapnya.

Selepas kunjungan ke Solo tersebut, sejumlah orang akhirnya mengontak Yudi untuk memesan sepeda Kreuz. Namun, kala itu pemesanan tidak dilakukan secara terbuka.

"Karena yang nanyain terus bertambah, akhirnya saya bikin lelang di Facebook. Waktu itu tidak sampai satu jam sudah habis 10 buah," ungkapnya.

Akhirnya, pada awal Mei 2020, ia mulai mengumumkan pre-order Kreuz secara terbuka via WhatsApp. Untuk satu kloter pemesanan, ia membatasi untuk hanya mengerjakan 10-15 sepeda.

Ketika Ayobandung.com mendatangi workshop Kreuz, pre-order sepeda tersebut telah terisi hingga Februari 2020. Keesokan siangnya, Selasa (23/6/2020), slot pre-order telah terisi hingga September 2021.

"Sekarang saya tutup semua order agar bisa konsentrasi bekerja. Takutnya jadi enggak kekontrol," ungkapnya.

 

Didesain Sesuai Medan

Yudi menegaskan, selain hampir seluruh bagian sepeda Kreuz menggunakan produk lokal, teknologinya juga disesuaikan dengan kontur jalanan yang ada di Kota Bandung khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Hal ini yang menjadikannya berbeda dengan Brompton ataupun sepeda lipat lainnya.

"Medan jalan di luar negeri dan Indonesia kan berbeda. Kami menyesuaikan dengan jalanan di Indonesia, khususnya di Bandung yang rata-rata tidak mulus," ungkapnya.

Dia memaparkan, secara fisik perbedaan yang kentara antara Brompton dan Kreuz terletak pada frame-nya. Frame sepeda Kreuz tampak lebih melengkung dan 'slim'.

"Selain itu perbedaan juga ada headtube, yang kami ada cincinnya. Headset pakai yang oversized MTB. Ukutan bushing juga berbeda. Kalau secara visual perbedaan hanya di tekukan," jelasnya.

 

Sumber: Ayobandung.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar